PPL Story (PPL Internasional) the beginning

Alhamdulillah. Akhirnya saya bisa kembali meluangkan waktu untuk menulis lagi di Blog tercintah ini. Banyak sekali kejadian selama kurang lebih beberapa bulan ini, terakhir saya menulis itu bulan Oktober kemarin, waduh.. sedih dengarnya, kebiasaan baik ini memang butuh kerja keras dan kemauan yang kuat. Well, bisa dibayangkan sudah sekitar kurang lebih lima bulan vakum menulis, pun ide menulis kebanyakan lupa dan mungkin saya akan memulai kembali blog ini dengan menulis pengalaman selama di Malaysia pada bulan Agustus yang lalu.

Setelah kemarin atau beberapa bulan yang lalu saya menceritakan tentang praktik mengajar di salah satu SMK di Yogyakarta Indonesia, (bisa dibaca disini) saya sempat menyinggung tentang kesempatan emas yang saya dapatkan, yaitu berkesempatan praktik mengajar di Malaysia selama satu bulan dalam program PPL LN atau PPL International. And, here it is.

Saya mungkin akan menceritakan dari sejak awal mengapa kesempatan ini bisa saya dapatkan. Sebenarnya, ini semua berawal dari keinginan saya untuk exchange atau aboard (tentu saja) ke luar negeri, keinginan ini benar-benar saya tuliskan dalam selembar kertas yang bernama “2016 Resolutions”. Keinginan ini saya juga ceritakan ke teman saya Catur, yap, sahabat saya ini memang luar biasa orangnya sehingga tidak ada yang sia-sia ketika bercerita ke dia. Dari bercerita itu, ternyata kami memiliki “resolusi” yang sama, timbulah semangat anak muda “KITA HARUS KE LUAR NEGERI CUY!!”.

Kesempatan pertama datang ketika Fakultas membuka “lowongan” untuk mengikuti kegiatan workshop kerjasama antar negara ASEAN di Thailand, lowongan dibuka hanya untuk dua orang saja, satu orang di program studi Pendidikan Teknik Informatika dengan dan satu orang lagi untuk program studi Pendidikan Teknik Elektro dengan spesifikasi menguasai bahasa pemrograman C. Secara otomatis saya mengabarkan ke Catur bahwa ada lowongan seperti ini, daftarlah kami. Kami memasukkan beberapa berkas ini itu, sampai pada tahap terakhir yaitu wawancara, dan usai wawancara menunggu waktu apakah diterima atau gugur.

Waktu berlalu, hingga kemudian pada jam mata kuliah di dalam ruang kelas, Catur mendapatkan pemberitahuan dari humas Fakultas bahwa dia lolos untuk mengikuti workshop di Thailand bersama seorang dari program studi Pendidikan Teknik Mekatronika. Saat itu, saya antara senang dan sedih. Senang karena teman saya akhirnya lulus dan sedih karena saya gugur saat itu. Hal ini sebenarnya tidak terlalu membuat saya kecewa karena chance antara saya dengan catur itu 50:50 dalam artian saingannya, yah, kami berdua saja. Hahaha. Maka saya ucapkan selamat kepadanya dan mengikuti, menanyakan, mengetahui segala prosesnya sampai dia benar-benar ke Thailand waktu itu. Selamat Cuy! Catur sudah bisa membuktikan resolusi yang dibuatnya, tapi kurang saya hingga kata-kata “KITA” HARUS KE LUAR NEGERI belum lengkap.

Beberapa hari kemudian, muncul kembali chance atau kesempatan kedua untuk ke luar negeri, yaitu Praktik Mengajar di Malaysia, sebenarnya di resolusi yang telah dibuat, saya sudah menuliskan ini, namanya PPL Internasional. PPL Internasional ini diadakan dua kali recruitment, oleh pihak Fakultas (bekerjasama dengan hanya satu university di Malaysia dan hanya mengambil mahasiswa dari Fakultas saja) dan Universitas (bekerjasama dengan beberapa unveristas di Malaysia dan mengambil mahasiswa dari beberapa fakultas).

Pertama kali dibuka recruitment oleh pihak Universitas, saya mengurus berkas dan mendaftar langsung saat itu. Dari beberapa yang daftar, Alhamdulillah saya lulus tahap administrasi, yang artinya saya akan lanjut ke tahap wawancara. Saya sangat deg-degan dengan tahap ini, karena akan langsung bertatap muka dengan para professional juga saat itu ada professor di bidang Pendidikan, yang berarti saya akan ditanyakan mengenai konsep pendidikan, bagaimana menjadi guru yang baik, dan lain sebagainya. Sebelum hari dimana wawancara itu tiba, saya kemudian berdiskusi ke Catur. Selayaknya seorang sahabat yang baik hatinya, semua hal yang dia ketahui dia share ke saya, sampai dia bahkan menceritakan pengalaman dan logikanya dalam berwawancara. Misalnya gini, dalam berwawancara point paling penting adalah mengenali “medan”, kita harus tau banyak tentang informasi apapun mengenai program tersebut, bisa visi misi, tujuan atau alasan kenapa ada program itu, selanjutnya jujur dengan apa adanya kita, apa yang bisa dilakukan dan tidak, usahakan jangan gugup dan jawab dengan keyakinan.

Sampai tibalah waktu untuk wawancara, dengan penuh keyakinan saya menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan pewawancara, saat itu yang mewawancara saya ada dua orang, satu dari pihak kantor urusan kemitraan dan satu lagi dari dosen senior dalam praktek mengajar. Well, mungkin tidak perlu terlalu banyak saya menjelaskan, yang jelas saya mencoba menjawab dengan keyakinan dan perasaan yang sungguh-sungguh, namun, saat keluar dari ruangan, entah ada efek apa, kurang percaya diri, saya malah tidak bersemangat dan putus asa dengan hasilnya nanti.

Keputusasaan saya ini benar-benar membuat saya tidak yakin dengan hasilnya nanti, sampai akhirnya saya mencoba bangkit mengikuti lagi program yang sama namun kerjasama dari pihak Fakultas. Yaps, saya mengumpulkan berkas ini itu, sampailah saya pada tahap wawancara dan test microteaching, seperti biasa, saya lakukan dengan sungguh-sungguh dan berharap dapat lolos seleksi.

Tiba waktunya pengumuman. Pengumuman pertama dari pihak yang kerjasama dengan fakultas, saya dinyatakan tidak lolos, dari situ saya kecewa.. dan lumayan bikin galau, sampai akhirnya muncul pengumuman dari program PPL International dari kerjasama antar universitas saya dinyatakan lolos. Alhamdulillah.. karena kesempatan emas ini tidak semua mahasiswa bisa mendapatkannya, hanya orang-orang tertentu saja sehingga perasaan kecewa tadi berubah menjadi perasaan yang bahagia banget, saat itu juga saya kabarkan ke mama papa, mereka ikut senang. Saya harus berterima kasih kepada seorang Catur atas short course bermanfaatnya ya! Haha, dan sebentar lagi KITA HARUS KELUAR NEGERI tahun ini (2016) akan menjadi nyata!

Berangkat ke Malaysia, mengajar, menuntut ilmu, mengembangkan diri selama satu bulan di Negara tetangga tinggal di depan mata. Namun, ternyata tidak semulus apa yang dikira, dari proses pemberangkatan sampai di Negara tetangga tersebut ada saja peristiwa lucu yang bikin ngakak kalau dikenang. Tunggu tulisan selanjutnya ya! 😀

Satu tanggapan untuk “PPL Story (PPL Internasional) the beginning

  1. Selamat sore bang, perkenalkan nama sy ikram sekrang lagi domisili di Jogja karena urusan kerjaan, sy ada niatan mau liburan ke lombok bareng temen2 sy, karena dari kami belum ada yg ke lombok, sy inisiatif buat seaeching tentang perjalan ke lombok, dan nemu tulisan abang ini, sy jd makin tertarik buat ke lombok, tp ada beberapa permasalahna ini bang, yaitu buat tranportasi dan penginapan selama disana, sekiranya abang bisa kasih masukan atau berbagi tips ke saya bang, sy tinggal kontak wa dan line sya disini, 082136521594 id line ikramalzein
    Terimakasih sebelum dan sesudahnya

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.