What’s Up Lombok !

Okay, berlanjut pada postingan sebelumnya, kemarin saya bercerita tentang proses keberangkatan saya ke Lombok dengan jalur darat, tujuan saya benar-benar pure jalan-jalan, endak ada istilah tujuan saya buat belajar matematika. saya di Lombok kurang lebih selama 5 hari. dari Jumat sampai Selasa pada bulan Januari Lalu.

Selama di Lombok, kami bermalam di tempatnya Ali, karena dia memang bermukim di Lombok, tepatnya di Desa Kekeri, entahlah, coba di googling aja kalau pengen tahu banget tempatnya. Hal pertama yang dilakukan ketika akan menempati rumah orang selama berhari-hari adalah perkenalan. satu per satu dari kami saling berkenalan ke penghuni rumahnya Ali a.k.a keluarganya, dari nama sampai siapa nenek kami, eh, bukan, tentu saja tidak sampai memperkenalkan nenek, cukup seluk beluk diri saja.

Pemandangan depan Rumahnya Ali, penuh dengan kehijauan, bikin mata kembali fresh, alamnya masih lekat banget.
Pemandangan depan Rumahnya Ali, penuh dengan kehijauan, bikin mata kembali fresh, alamnya masih lekat banget.

Entah kenapa yah, setiap kali ada sesi perkenalan, dimanapun itu pasti (terutama saya) selalu merasakan deg-deg-an. padahal sesi perkenalan ini pasti selalu saya lakukan dimanapun ketika berada di lingkungan baru. tetapi untung, ketika perkenalan kala itu, saya endak terlalu deg-deg-an jadi masih bisa kontrol diri, soalnya saya pernah melakukan perkenalan saking deg-deg-annya sampai saya merasa dingin dan gemetaran gak karuan. *skip*

Dari hasil perkenalan itu, diketahuilah, ternyata keluarga inti Ali yaitu ada ayah, ibu, Ali dengan 3 orang adiknya (perempuan, laki, & laki). Adik pertamanya perempuan kelas 3 SMA, adik keduanya laki-laki Pesantren/mondok dan adek ketiganya laki-laki masih TK umurnya sekitar 4 tahun.

Perkenalan memang merubah segalanya, meskipun kita tidak begitu kenal, namun, dengan perkenalan, setidaknya bisa mengurangi sedikit rasa ragu & canggung untuk bercengkrama. Kenal lah saya dengan keluarganya Ali, dimana keluarga Ali sangat welcome dan ramah menerima kami yang gembel ini, seluruh keperluan sandang dan pangan terpenuhi.

yosssss.. ini suasana makan bersama keluarganya Ali, makan plecing dengan ikan. pokoknya saya merasa puas dan beruntung, terima kasih sudah melayani kami yang gembel ini.
yosssss.. ini suasana makan bersama keluarganya Ali, makan plecing dengan ikan. pokoknya saya merasa puas dan beruntung, terima kasih sudah melayani kami yang gembel ini.

Kami tidur/istirahat bersama-sama di tempat khusus (yang awalnya ruang tamu) yang disediakan untuk kami, dan untuk keperluan makan kami selalu disediakan makan 3 kali sehari, tidak pernah telat, tepat waktu dan makanannyapun khas Lombok (Plecing, dan lain -lain), yang menurut saya cocok untuk perut dan lidah.

suasana makan diatas lantai dua rumahnya Ali, makan dengan pandangan luas dan hijau, makan jadi lahap.
suasana makan diatas lantai dua rumahnya Ali, makan dengan pandangan luas dan hijau, makan jadi lahap.

Pantai Ampenan
Tentu saja, tujuan kami bukan hanya untuk makan tidur selama lama nya di rumah Ali, tapi berwisata dan menikmati alam Lombok, well, wisata pertama yang kami kunjungi adalah Pantai Ampenan, kala itu, kami tidak menjelajah seluruh isi dari apa saja yang ditawarkan di pantai ampenan ini, kami hanya masuk, duduk, lihat, foto, selesai, balik.

Beginilah keadaan pantai Ampenan Kurang lebih, yah, bagi saya sih asyik asyik saja, dan hidup seperti Larry !!
Beginilah keadaan pantai Ampenan Kurang lebih, yah, bagi saya sih asyik asyik saja, dan hidup seperti Larry !!

Sekilas sih memang terlihat biasa saja, pasirnya hitam dengan yang ombak naik turun, mungkin karena saya terlalu biasa dengan pantai jadi saya merasakan hal yang biasa, atau mungkin karena sedang berada di Lombok, bagi sebagian teman saya melihat pantai yang biasa saja jadi luar biasa, yah, maklum lah, jauh-jauh dari Jogja, harus melihat segalanya menjadi hal yang luar biasa, supaya tidak terlalu kecewa, eh, sorry to say. #kidding

Loang Balok
Selanjutnya, kami berkunjung di salah satu taman di Lombok, namanya Loang Balok, disini tuh taman dengan beberapa wahana untuk anak-anak, misalnya kayak ada perahu bebek, jadi seolah-olah kita sedang naik bebek, trus bebeknya bisa menyemburkan api #eh. ada juga danau. dan yang paling penting.. ada tulisan LOANG BALOK yang gede banget.

Loang Balok dengan huruf-hurufnya.
Loang Balok dengan huruf-hurufnya.

kenapa penting? karena objek ini biasanya buat dijadikan foto bareng, biar semua pada tahu kalau kamu lagi di LOANG BALOK yang artinya kamu sedang berada di Lombok, dan Lombok terkenal dengan wisata-wisata yang keren. orang-orang akan mengira kalau LOANG BALOK adalah hal yang keren. tapi……. yaaah, btw kami semua bahagia ! karena kami di LOMBOK ! #BOOM

Di belakang itu ada danau dengan wahana bebek renang buat anak-anak. dewasa juga boleh kayaknya, tapi tidak bisa menyemburkan api. hahaha.
Di belakang itu ada danau dengan wahana bebek renang buat anak-anak. dewasa juga boleh kayaknya, tapi tidak bisa menyemburkan api. hahaha.

Gili Trawangan
Apa yang kamu ketahui tentang Gili Trawangan? silahkan googling, pasti yang kamu dapatkan adalah informasi mengenai keindahannya dan embel-embel rugi kalau belum pernah kesana, sisi surgawi dunia. Benar. itu semua benar. salah satu tujuan utama saya pergi ke Lombok adalah Gili Trawangan, sudah lama saya mau ke Gili Trawangan. Padahal, saya juga berasal dari NTB di pulau Sumbawa tapi selama 18 tahun hidup saya belum pernah ke Gili Trawangan.

nah, kenapa sih Gili Trawangan ini spesial dan banyak diulas di media Nasional maupun Internasional? Sebelumnya, arti Gili adalah pulau kecil. di Lombok bagian Utara, terdapat 3 Gili. Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan. gili-gili ini membentuk seperti sebuah segitiga, Gili Trawangan adalah yang terbesar diantara keduanya. Pasirnya yang putih nan bersih dan keindahan bawah laut yang luar biasa memanjakan mata, kalau beruntung, kita bisa ketemu penyu dan berenang bersamanya. Dalam Gili Trawangan ini, semua orang berjalan kaki dan bersepada, tidak ada motor atau polusi dari kendaraan, semua segar, banyak bule bule dengan belahan-belahan, pokoknya, bagi turis, Gili Trawangan seperti surga duniawi.

Perjalanan dengan perahu, menuju Gili Trawangan, btw, itu wanita kerudung biru saya endak kenal.
Perjalanan dengan perahu, menuju Gili Trawangan, btw, itu wanita kerudung biru saya endak kenal.

Tetapi, untuk bisa ke Gili Trawangan, kita harus naik kapal/perahu transportasi dengan biaya Rp. 19.000,- per-anak dari pelabuhan dengan waktu kurang lebih 40 menit. Meskipun cuaca kurang bersahabat, kami tetap melanjutkan perjalanan. Sesampai disana, kami langsung diserbu dengan pemandangan kontras. Pada waktu itu kami sampai saat adzan dhuhur berkumandang, di Gili Trawangan ada Masjid (ternyata). kiri kanan bule-bule seksi banget, bir dimana-mana, musik sex dimana-mana, penginapan yang freesex, tetapi ternyata ada masjid yang dengan tegas mengumandangkan adzan.

Disini, saya sebagai seorang muslim seperti melihat ada sekat khusus yang kasat mata ketika masuk ke lingkungan masjid dan sebelum masuk ke lingkungan masjid. Alhamdulillah, ternyata masih ada bapak-bapak dan anak muda yang istiqomah dengan ajaran islam, mungkin orang-orang ini yang selalu berdzikir meminta perlindungan dan ampunan terhadap pulau kecil ini.

Banyak tawaran wisata yang ditawarkan di Gili ini, selain pantai putih yang gratis, tapi ada beberapa paket wisata berbayar, seperti snorkling dan diving. bedanya, snorkling itu hanya melihat pemandangan bawah laut dari atas permukaan laut dengan pelampung, dan diving bisa langsung menyelam ke dalam laut. Menurut bapak-bapak yang menawarkan paket wisata, kalau mau diving itu harus sudah kursus menggunakan peralatan diving dulu, kalau belum, terpaksa main snorkling, memang sih kurang asyik, tapi, apa boleh buat, dari pada tidak sama sekali.

Paket Snorkling ini seharga Rp. 800.000,- dengan total 9 orang (2 lagi adalah temannya Ali). dengan peralatan snorkling lengkap dan perahu untuk melaju ke titik-titik snorkling yang sudah ditetapkan oleh bapak-bapak tadi. Itungannya sih lumayan murah, dibanding dengan apa yang bakal kami dapatkan nanti. well, mulai lah kami berangkat ke tengah laut antara Gili-gili tadi. bapak-bapak yang mengantar kami nunggu diatas kapal sedangkan kami turun dengan peralatan snorkling dan melihat secara langsung keindahan bawah lautnya, terumbu karangnya hidup ! ada ikan-ikan bego gak jelas muter-muter gitu dan…. luar biasa. Kemudian, saya bersyukur, terima kasih tuhan atas nikmat yang engkau berikan.

ikan-ikan bego lagi bego berjemaah, muter-muter gak jelas. hahaha.
ikan-ikan bego lagi bego berjemaah, muter-muter gak jelas. hahaha.

Cuaca semakin buruk, bapak-bapaknya minta untuk segera naik dan kembali ke pantai atau Gili Trawangan. ada yang setuju karena memang sudah lelah berenang-berenang gak jelas, dan ada yang tidak setuju karena masih mau lihat-lihat lagi, tapi, cuaca tidak memperkenankan kami untuk lanjutkan, ya sudah, ayoo balik..

yaah.. cuaca buruk, padahal maih mau main sama ikan-ikan bego.
yaah.. cuaca buruk, padahal maih mau main sama ikan-ikan bego.

kami balik ke pelabuhan, dan untuk balik, kami kena biaya sekitar Rp. 15.000,- perjalanan yang sama dengan perahu transportasi sebelumnya, muka lelah, dan hujan semakin deras, di tengah laut dibersamai dengan hujan deras dan gelombang. well, setelah sampai, kami balik ke rumah Ali lagi, perjalanan yang luar dari biasanya..

Ketemu Teman SMA
Belum lengkap rasanya, kalau belum ketemu teman-teman SMA saya yang lagi kuliah di Lombok. Saya baru sampai sepulang dari Gili Trawangan tidak menyangka sampai rumah Ali sekitar jam setengah 8 malam, padahal sudah ada janji sekitar pukul 8 malam, awalnya mau membatalkan pertemuan, tetapi, terlanjur janji membuat semuanya menjadi mungkin walaupun ada sedikit keterlambatan, janji jam 8 bisa bertemu mereka jam 10an. well, tidak apa-apa, daripada tidak sama sekali.

Saya tidak tahu tempat pertemuan itu yang katanya di rumahnya C’Anis (salah satu teman saya), otomatis saya minta bantuan Ali untuk mengantarkan saya, tidak seperti yang saya bayangkan, perlu proses, supaya bisa segera ke rumah teman saya itu. Desas-desus tentang kejahatan malam di sekitar Lombok membuat mamanya Ali sedikit berat untuk mengizinkan, tetapi pada akhirnya Ali tetap mengantarkan saya, perasaan saya sudah tidak enak sih, tetapi.. janji tetaplah janji..

Selama perjalanan ke rumah teman tersebut, saya jadi paranoid, benar-benar paranoid, “li, bagaimana kalau omongan mamamu benar? kita jadi korban kejahatan disini?”, “Udah gak apa-apa santai saja fer”. saya diam, yaudah, postif thinking saja laah.. “makasih yah cuy”, “Oke, cuy, ntar kalau mau balik kabarin” “oke”. Percakapan saat sampai di rumah C’Anis.

Di Rumahnya C’Anis sudah ada teman-teman lainnya, ternyata endak seperti bayangan awal, yang hadir cuma beberapa atau lebih tepatnya empat orang. terjadilah perbincangan disitu, dari mulai gosip anak-anak SMA di sekolah saya yang sudah parah-parah, teman-teman yang sudah nikah, sampai obrolan mengenai mantan saya. jadi, saya merasa beruntung banget, karena saya jadi kaya akan informasi, jadi endak kudet kudet amat soal SMA dan teman-teman saya yang sudah dipinang lebih awal.

Beberapa teman SMA saya yang ikut ngumpul, ya, cuma segini dari banyak yang janji pada mau dateng. Ngobrol sambil makan rujak.
Beberapa teman SMA saya yang ikut ngumpul, ya, cuma segini dari banyak yang janji pada mau dateng. Ngobrol sambil makan rujak.

Malam semakin larut, pembicaraan mulai kemana mana, sampai pada topik tentang kerasnya kehidupan di Lombok bagi anak-anak kuliahan. Dari yang melakukan aborsi, kehilangan motor, sampai pemalakan. Cerita-cerita ini semakin intens, karena saya penasaran, sebab, sebelumnya mama Ali sudah memperingatkan tentang kehidupan di sini, sekarang saya punya pernyataan yang sama dari orang lain, lebih dari empat orang berarti ini valid. Saya langsung kontak Ali untuk segera jemput.

Saat itu, masih ada teman cewek saya yang rumahnya jauh, saya bilang dia harus segera pulang ! pulang sana !! tapi katanya belum mau pulang sebelum saya pulang, hadeh, ya sudah, sasarannya Ali yang saya kontak kontak terus sampai dia bosan. cepat ! cepat ! cepaat ! sampailah Ali dan kami semua segera beres beres untuk pulang. Saya khawatir dengan teman cewek saya yang satu ini, tapi dia meyakinkan saya bahwa dia bisa pulang sendiri.

Selama perjalanan pulang, saya mikirin terus dia, takut enggak selamat, dicopet dipalak tuh kan mulai paranoid lagi, soalnya kalau dia gak selamat aturan yang sasaran malah saya, sampai tiba dimana saya mendapatkan LINE-nya kalau dia selamat. sip deh. bobok nyenyak malam ini.

Perjalanan ke Bandara yang Penuh Rintangan
Dua hari selanjutnya, Tiba waktunya saya pulang ke Dompu.. pada malam sebelumnya, rumah Ali dapat giliran listrik padam dan hujan cukup deras dengan angin kencang. otomatis, saya tidak bisa bersiap-siap secara maksimal pada malamnya, setelah saya tunggu-tunggu listrik tak kunjung mengalir sampai pukul 10 malam, dengan kondisi hape yang sudah mati, semua teman-teman saya pun merasakan hal yang sama. ya sudah, terpaksa saya tidur dan berusaha agar bisa bangun pukul tiga pagi dan listrik mengalir lagi, dan berharap hujan pun segera reda.

Syukur, ternyata saya bangun sesuai perkiraan, listrik sudah mengalir dan hujan sudah reda. Barulah saya mulai beres beres mandi dan lain sebagainya. saya harus berada di bandara pukul 6 pagi dan saya sudah siap pukul 4 pagi. Ali sebagai tuan rumah menawarkan dirinya untuk mengantar saya ke bandara, saya pikir, bandara itu dekat dari rumah Ali.

Saat pukul kurang lebih 4 : 50 an tiba-tiba hujan deras turun, deras, sangat deras ! bandara yang awalnya saya kira dekat karena Ali dengan enteng bilang, “dekat kok” ternyata jauh !, kadang paranoid itu perlu. Ali merasa bertanggung jawab karena sudah janji untuk mengantar saya menggunakan sepeda motor ke Bandara. mau tidak mau, saya dan Ali harus berangkat.

Mama dan papa Ali menyiapkan segalanya, mulai dari jas hujan dan plastik untuk tas saya, kemudian mamanya Ali memberikan saya oleh-oleh (Makasih mamanya Ali), sekalian saya pamit kepada mereka dan teman-teman. berangkatlah kami, hujan belum juga reda, hujan terus deras, sederas derasnya selama perjalanan kami, Ali, pasti dia merasa kedinginan, jas hujan tidak mempan menahan derasnya air hujan, apalagi rasa kedinginan. ya sudah apa mau dikata, laju motor tetap konstan, jalanan sepi, sesekali ada mobil lewat, membunyikan klaksonnya ke kami yang tidak sadar ternyata posisinya lagi ditengah jalan. dingiin…

Kondisi cuaca di bandara, sempat ditunda penerbangannya karena cuaca buruk, tapi Alhamdulillah, selamat sampai tujuan kala itu, cuaca Lombok lagi buruk memang akhir-akhir itu.
Kondisi cuaca di bandara, sempat ditunda penerbangannya karena cuaca buruk, tapi Alhamdulillah, selamat sampai tujuan kala itu, cuaca Lombok lagi buruk memang akhir-akhir itu.

Alhamdulillah, meskipun hujan tetap deras, kami sampai juga di bandara tepat waktu, tepat sejam perjalanan, hayolah.. itu jauh cuy. terima kasih banyak Ali, saya pun berangkat masuk, cek in, dan duduk di ruang tunggu. hufft.. akhirnya.. kampung halamanku, Dompu.. Terima kasih mamanya Ali, Terima Kasih Papanya Ali, Terima kasih keluarganya Ali, Terima kasih Ali, terima kasih teman-teman, dan terima kasih Lombok.*

From Jogja To Lombok (“Darat” Ways)

Saya adalah manusia muda yang senang dengan tantangan! apalagi jika saya ditantang, dalam artian ada tantangan yang sengaja diberikan kepada saya dari orang lain !? Merantau adalah salah satu tantangan hidup yang harus saya jalani dan itu sengaja diberikan dari orang lain. Saya sangat tertantang untuk merantau, merantaulah saya dan Alhamdulillah.. tanah rantau beradaptasi dengan mudah selama tiga tahun ini ! Tantangan selanjutnya datang dari sebuah ajakan untuk melakukan perjalanan ke Lombok dengan jalur darat.

hmmm.. perjalanan dari Jogja ke Lombok jalur darat? siapa takut! well,, tantangan tersebut saya terima. pada tanggal 21 Januari 2016. Mulai-lah saya bersama 6 orang teman saya lainnya melakukan perjalanan tersebut. saya hanya berbekal satu tas gunung gede dan beberapa helai baju siap menghadapi tantangan ini ! Yoo ! Jalan-jalan Men !!

Pagi hari tepatnya jam 7.15 WIB. Dari Jogja kami bertujuh (dengan saya) menggunakan kereta api SriTanjung lewat stasiun Lempuyangan pergi jauh menuju stasiun paling Ujung timur pulau Jawa, yaitu stasiun Banyuwangi Baru. well, naik kereta itu aman dan nyaman, kita tinggal duduk sambil menikmati pemandangan, jalannya lurus, seolah tidak akan ada hari esok. Saran saja, Kalau kamu melakukan perjalanan kereta sebaiknya kamu jangan lupa untuk memuat musik-musik di handphone-mu karena jika tidak, kamu bakal merasa bosan, kesepian dan galau ! kecuali kalau musikmu tetap yang galau-galau, yah sama aja !! selain itu, untuk menghilangkan rasa bosan tersebut, saya baca sebuah buku bagus banget tentang kisah hidup Chaerul Tanjung si milyader asal Indonesia, mungkin ringkasan tentang buku yang saya baca di Kereta Api ini akan saya posting di artikel baru yang lain.

asyik, duduk dipinggir kursi, bisa melihat pemandangan secara langsung. sebelum ini terjadi, saya duduk bersama seorang wanita yang lumayan, tapi.. saya endak berani ganggu karena dia masih polos... mungkin juga dia jodohku.. tapi.... entah laaaaahhhhh.....
asyik, duduk dipinggir kursi, bisa melihat pemandangan secara langsung. sebelum ini terjadi, saya duduk bersama seorang wanita yang lumayan, tapi.. saya endak berani ganggu karena dia masih polos… mungkin juga dia jodohku.. tapi…. entah laaaaahhhhh…..
Teman-teman perjalanan, sedang apa mereka? entahlaahh...
Teman-teman perjalanan, sedang apa mereka? entahlaahh…
Menikmati perjalanan, yang penuh dengan sawah-sawah, kadang juga motor-motor yang ngantri menunggu kereta lewat. Sekarang saya bisa melihat ekspresi wajah saya kalau saya nunggu kereta lewat di palang kereta, Cemberut ! hahaa..
Menikmati perjalanan, yang penuh dengan sawah-sawah, kadang juga motor-motor yang ngantri menunggu kereta lewat. Sekarang saya bisa melihat ekspresi wajah saya kalau saya nunggu kereta lewat di palang kereta, Cemberut ! hahaa..
Membaca Buku sambil mendengarkan musik biar endak galau, buku ini akan saya sampaikan ringkasannya di postingan baru khusus membahas buku ini, karena buku ini syuper. siapapun akan termotivasi untuk mulai langkah baru.
Membaca Buku sambil mendengarkan musik biar endak galau, buku ini akan saya sampaikan ringkasannya di postingan baru khusus membahas buku ini, karena buku ini syuper. siapapun akan termotivasi untuk mulai langkah baru.

yang terjadi selama perjalan di kereta? well.. perjalan kereta menempuh kurang lebih selama 14 Jam, dari jam 7 pagi hingga jam 21 atau 9 malam (masih WIB). tetapi tidak terlalu ada kejadian di kereta yang unforgetable, semua berjalan biasa saja sih, endak ada kejahilan yang terjadi, semua pada jaim. tapi ada satu kejadian, yaitu dua mahasiswi UGM yang bagiin angket untuk penelitiannya. mbak-mbaknya cantik lagih.. hmmmm.. *fokus, kembali ke cerita*

dari judul penelitiannya keliatan menarik, saya tidak mengingat secara pasti tiap kata-katanya, namun, pada intinya, judulnya itu tentang bagaimana peran instagram dalam melakukan pencarian wisata-wisata. yah kurang lebih seperti itu, disitu disuruh taro akun instagram dan lain-lain. agar ini semua adil, sebelum saya ngisi angket, saya me wanti-wanti kepada mbak-mbaknya, imbalannya saya harus di follow dan like semua foto instagram saya. dia bilang iya, tapi sampai sekarang belum-belum juga di follow dan like, hmmm.. semua cewek sama aja ! *kibas rambut*

Foto candid terbaik selama ini ! hahahaha.. cewek ini datang masuk dalam kehidupanku yang singkat ini di stasiun apa gitu, lupa.. well, sama saja sih, tidak terjadi komunikasi disitu, semua saling nunduk megang HP, entahlah.. aku ingin memulai pembicaraan, tapi siapalah aku, aku kaku, aku lemaaahhh, saya seperti yamcha lama-lama.. tidak berani dengan perempuan..
Foto candid terbaik selama ini ! hahahaha.. cewek ini datang masuk dalam kehidupanku yang singkat ini di stasiun apa gitu, lupa.. well, sama saja sih, tidak terjadi komunikasi disitu, semua saling nunduk megang HP, entahlah.. aku ingin memulai pembicaraan, tapi siapalah aku, aku kaku, aku lemaaahhh, saya seperti yamcha lama-lama.. tidak berani dengan perempuan..

well, akhirnya kami sampai juga di stasiun Banyuwangi Baru, setelah melewati banyak sekali stasiun yang ada di pulau jawa bagian timur, yang bikin lama sebenarnya banyak pemberhentian di stasiun-stasiun, saking banyaknya saya sampai luupaa berapa stasiun yang saya lewati, apalagi nama-nama stasiunnya, tapi kalau nama mantan masih tersimpan sih.. #APASIH??!!

Jarak antara stasiun Banyuwangi Baru dengan Pelabuhan Ketapang tidak begitu jauh, cukup dengan jalan kaki, kita udah sampai tuh disana. tidak menunggu lama pula dengan biaya Rp. 6000,00 kita sudah bisa langsung naik Kapal Laut dan menyebrang ke pelabuhan Gilimanuk Bali, jangan lupa untuk selalu menyiapkan KTP, karena disana ada Polisi yang mengecek identitas pendatang. tidak ada kejadian aneh selama perjalanan, semua berjalan lancar, perjalanan memakan waktu sekitar 40 menit. Alhamdulillah, ombak bersahabat, laut tenang dan perjalananpun berlangsung dengan damai, hati saya juga ikut-ikutan damai menikmati perjalanan.

Perjalanan dari pelabuhan ketapang menuju, pelabuhan Gilimanuk BALI !! terlihat warna kapal yang begitu indah, menerangi gundahnya malam kala itu..
Perjalanan dari pelabuhan ketapang menuju, pelabuhan Gilimanuk BALI !! terlihat warna kapal yang begitu indah, menerangi gundahnya malam kala itu..
Foto diatas kapal laut dengan teman-teman perjalanan nih, paling ganteng? pastilah guee !! hahaha
Foto diatas kapal laut dengan teman-teman perjalanan nih, paling ganteng? pastilah guee !! hahaha

Sampai di Pelabuhan Gilimanuk sekitar jam 10 malam WIB, tetapi karena sudah masuk wilayah Bali atau Wilayah Indonesia Tengah, maka sudah terjadi perbedaan Waktu dari WIB ke WITA yang berbeda satu jam lebih cepat jadi di Gilimanuk sudah menunjukkan pukul sekitar 11 malam WITA, sampai di ujung barat Bali, ternyata masih harus naik Bus lagi untuk pergi ke ujung timur Pulau Bali atau pelabuhan Padang Bae dengan harga sekitar 60 ribu (sudah dinego banget, harga awalnya 70 ribuaan).

Well, bus yang kami naiki tidak serta merta, naik kemudian berangkat, ternyata bapak supirnya masih nunggu-nunggu penumpang sampai bus benar-benar penuh. Bagi saya prilaku bapak ini adalah hal wajar, karena bus ini sekali jalan ke pelabuhan membutuhkan waktu sekitar 5 jam perjalanan, dan dia harus balik lagi ke tempat semula untuk ngangkut penumpang. bayangkan saja nunggu penumpang di bus agar penuh membutuhkan waktu sekitar 3 jam. dari jam 11 malam sampai, jam 2 baru bisa lanjutkan perjalanan.

Dua orang sahabat saya saling memadu kasih ketika hasrat tidak bisa dibendung lagi, akibat lamanya menunggu bus yang sedang mencari penumpang.. tetapp langgeng yah... HOMO !! hahahaha
Dua orang sahabat saya saling memadu kasih ketika hasrat tidak bisa dibendung lagi, akibat lamanya menunggu bus yang sedang mencari penumpang.. tetapp langgeng yah… HOMO !! hahahaha

selama perjalanan di dalam bus, saya tidak terlalu memperhatikan jalan, yang ada saya hanya tidur pulas, capek banget soalnya hahaha.. tapi, yang bikin bete adalah bapak-bapak disamping saya asyik ngerokok, kan kampret banget. sampai di Pelabuhan padang Bae sekitar pukul 7 pagi, yeeee akhirnya sampai juga di Pelabuhan Padang Bae.

Dengan uang (Yah, duit lagiii) sekitar 41 ribu saya dan kawan-kawan sudah bisa melakukan perjalanan ke pelabuhan Lembar (LOMBOK POENYA !!). Perjalanan Kapal Laut yang dimulai pada pukul 8 Pagi itu, memakan waktu sekitar 3 jam. tapi, selama perjalanan itu, Gila, gelombang lauutnya mantab banget, goyang-goyang, bikin puyeng, yaah.. mending tidur saja. saran saja buat teman-teman kalau naik kapal mending tidur saja kalau puyeng.

Selfie diatas kapal, wajah belum mandi, tapi berani beraninya selfie.. tak patut !
Selfie diatas kapal, wajah belum mandi, tapi berani beraninya selfie.. tak patut !
Pemandangan pagi diatas kapal, dalam hati selalu berdoa, semoga selamat sampai tujuan, dalam badan selalu berontak, Kapan saya maandi !!!???
Pemandangan pagi diatas kapal, dalam hati selalu berdoa, semoga selamat sampai tujuan, dalam badan selalu berontak, Kapan saya maandi !!!???

Akhirnya sampai di Pelabuhan Lembar LOMBOK ! perjalanan panjang yang memakan waktu sekitar 28 jam itu rasa-rasanya mantab banget, perjalanan yang tidka pendek, itu panjang, seharian duduk, endak ngapa-ngapain selain menikmati perjalanan. but, that’s really fantastic experience, serasanya backpeker beneran, apalagi kenyataan bahwa saya benar-benar tidak mandi selama seharian penuh. hehehe.. Alhamdulillah setelah sampai di Lombok, saya dan kawan-kawan dijemput langsung oleh bapaknya salah satu kawan saya dalam kelompok itu, namanya Ali. Yang bikin hal inni tidak biasa-biasa saja adalah…. kami dijemput dengan mobil botak. kami duduk dibelakang kayak segerombolan sapi… hahaha.. but it doesn’t matter, jangan ngaku backpeker kalau belum duduk di belakang mobil botak demi mendapatkan tumpangan !

Jangan ngaku backpeker kalau belum naik mobil botak demi sebuah tumpangan. sepanjang jalan kami diliatin, yaaahh.. namanya juga manusia, suka perhatian sama yang hal-hal aneh.. maklumi saja.. wkwkwk..
Jangan ngaku backpeker kalau belum naik mobil botak demi sebuah tumpangan. sepanjang jalan kami diliatin, yaaahh.. namanya juga manusia, suka perhatian sama yang hal-hal aneh.. maklumi saja.. wkwkwk..

okay, that’s all, akhirnya sampai di rumah Ali (sebelumnya kami mampir masjid untuk sholat jumat terlebih dahulu) dan beristirahat. saya dirumah Ali (Lombok) selama 5 hari, kejadian-kejadian apa saja selama lima hari akan saya ceritakan di postingan selanjutnya.. semoga bermanfaat, apalagi buat kalian yang ingin melakukan perjalanan yang sama seperti saya, kalau mau tahu lebih lanjut atau mau tanya-tanya bisa kontak saya di twitter atau LINE : @andhyferry #MODUS hehehe.. bye byee.. tunggu postingan selanjutnya yah guys..