What’s Up Lombok !

Okay, berlanjut pada postingan sebelumnya, kemarin saya bercerita tentang proses keberangkatan saya ke Lombok dengan jalur darat, tujuan saya benar-benar pure jalan-jalan, endak ada istilah tujuan saya buat belajar matematika. saya di Lombok kurang lebih selama 5 hari. dari Jumat sampai Selasa pada bulan Januari Lalu.

Selama di Lombok, kami bermalam di tempatnya Ali, karena dia memang bermukim di Lombok, tepatnya di Desa Kekeri, entahlah, coba di googling aja kalau pengen tahu banget tempatnya. Hal pertama yang dilakukan ketika akan menempati rumah orang selama berhari-hari adalah perkenalan. satu per satu dari kami saling berkenalan ke penghuni rumahnya Ali a.k.a keluarganya, dari nama sampai siapa nenek kami, eh, bukan, tentu saja tidak sampai memperkenalkan nenek, cukup seluk beluk diri saja.

Pemandangan depan Rumahnya Ali, penuh dengan kehijauan, bikin mata kembali fresh, alamnya masih lekat banget.
Pemandangan depan Rumahnya Ali, penuh dengan kehijauan, bikin mata kembali fresh, alamnya masih lekat banget.

Entah kenapa yah, setiap kali ada sesi perkenalan, dimanapun itu pasti (terutama saya) selalu merasakan deg-deg-an. padahal sesi perkenalan ini pasti selalu saya lakukan dimanapun ketika berada di lingkungan baru. tetapi untung, ketika perkenalan kala itu, saya endak terlalu deg-deg-an jadi masih bisa kontrol diri, soalnya saya pernah melakukan perkenalan saking deg-deg-annya sampai saya merasa dingin dan gemetaran gak karuan. *skip*

Dari hasil perkenalan itu, diketahuilah, ternyata keluarga inti Ali yaitu ada ayah, ibu, Ali dengan 3 orang adiknya (perempuan, laki, & laki). Adik pertamanya perempuan kelas 3 SMA, adik keduanya laki-laki Pesantren/mondok dan adek ketiganya laki-laki masih TK umurnya sekitar 4 tahun.

Perkenalan memang merubah segalanya, meskipun kita tidak begitu kenal, namun, dengan perkenalan, setidaknya bisa mengurangi sedikit rasa ragu & canggung untuk bercengkrama. Kenal lah saya dengan keluarganya Ali, dimana keluarga Ali sangat welcome dan ramah menerima kami yang gembel ini, seluruh keperluan sandang dan pangan terpenuhi.

yosssss.. ini suasana makan bersama keluarganya Ali, makan plecing dengan ikan. pokoknya saya merasa puas dan beruntung, terima kasih sudah melayani kami yang gembel ini.
yosssss.. ini suasana makan bersama keluarganya Ali, makan plecing dengan ikan. pokoknya saya merasa puas dan beruntung, terima kasih sudah melayani kami yang gembel ini.

Kami tidur/istirahat bersama-sama di tempat khusus (yang awalnya ruang tamu) yang disediakan untuk kami, dan untuk keperluan makan kami selalu disediakan makan 3 kali sehari, tidak pernah telat, tepat waktu dan makanannyapun khas Lombok (Plecing, dan lain -lain), yang menurut saya cocok untuk perut dan lidah.

suasana makan diatas lantai dua rumahnya Ali, makan dengan pandangan luas dan hijau, makan jadi lahap.
suasana makan diatas lantai dua rumahnya Ali, makan dengan pandangan luas dan hijau, makan jadi lahap.

Pantai Ampenan
Tentu saja, tujuan kami bukan hanya untuk makan tidur selama lama nya di rumah Ali, tapi berwisata dan menikmati alam Lombok, well, wisata pertama yang kami kunjungi adalah Pantai Ampenan, kala itu, kami tidak menjelajah seluruh isi dari apa saja yang ditawarkan di pantai ampenan ini, kami hanya masuk, duduk, lihat, foto, selesai, balik.

Beginilah keadaan pantai Ampenan Kurang lebih, yah, bagi saya sih asyik asyik saja, dan hidup seperti Larry !!
Beginilah keadaan pantai Ampenan Kurang lebih, yah, bagi saya sih asyik asyik saja, dan hidup seperti Larry !!

Sekilas sih memang terlihat biasa saja, pasirnya hitam dengan yang ombak naik turun, mungkin karena saya terlalu biasa dengan pantai jadi saya merasakan hal yang biasa, atau mungkin karena sedang berada di Lombok, bagi sebagian teman saya melihat pantai yang biasa saja jadi luar biasa, yah, maklum lah, jauh-jauh dari Jogja, harus melihat segalanya menjadi hal yang luar biasa, supaya tidak terlalu kecewa, eh, sorry to say. #kidding

Loang Balok
Selanjutnya, kami berkunjung di salah satu taman di Lombok, namanya Loang Balok, disini tuh taman dengan beberapa wahana untuk anak-anak, misalnya kayak ada perahu bebek, jadi seolah-olah kita sedang naik bebek, trus bebeknya bisa menyemburkan api #eh. ada juga danau. dan yang paling penting.. ada tulisan LOANG BALOK yang gede banget.

Loang Balok dengan huruf-hurufnya.
Loang Balok dengan huruf-hurufnya.

kenapa penting? karena objek ini biasanya buat dijadikan foto bareng, biar semua pada tahu kalau kamu lagi di LOANG BALOK yang artinya kamu sedang berada di Lombok, dan Lombok terkenal dengan wisata-wisata yang keren. orang-orang akan mengira kalau LOANG BALOK adalah hal yang keren. tapi……. yaaah, btw kami semua bahagia ! karena kami di LOMBOK ! #BOOM

Di belakang itu ada danau dengan wahana bebek renang buat anak-anak. dewasa juga boleh kayaknya, tapi tidak bisa menyemburkan api. hahaha.
Di belakang itu ada danau dengan wahana bebek renang buat anak-anak. dewasa juga boleh kayaknya, tapi tidak bisa menyemburkan api. hahaha.

Gili Trawangan
Apa yang kamu ketahui tentang Gili Trawangan? silahkan googling, pasti yang kamu dapatkan adalah informasi mengenai keindahannya dan embel-embel rugi kalau belum pernah kesana, sisi surgawi dunia. Benar. itu semua benar. salah satu tujuan utama saya pergi ke Lombok adalah Gili Trawangan, sudah lama saya mau ke Gili Trawangan. Padahal, saya juga berasal dari NTB di pulau Sumbawa tapi selama 18 tahun hidup saya belum pernah ke Gili Trawangan.

nah, kenapa sih Gili Trawangan ini spesial dan banyak diulas di media Nasional maupun Internasional? Sebelumnya, arti Gili adalah pulau kecil. di Lombok bagian Utara, terdapat 3 Gili. Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan. gili-gili ini membentuk seperti sebuah segitiga, Gili Trawangan adalah yang terbesar diantara keduanya. Pasirnya yang putih nan bersih dan keindahan bawah laut yang luar biasa memanjakan mata, kalau beruntung, kita bisa ketemu penyu dan berenang bersamanya. Dalam Gili Trawangan ini, semua orang berjalan kaki dan bersepada, tidak ada motor atau polusi dari kendaraan, semua segar, banyak bule bule dengan belahan-belahan, pokoknya, bagi turis, Gili Trawangan seperti surga duniawi.

Perjalanan dengan perahu, menuju Gili Trawangan, btw, itu wanita kerudung biru saya endak kenal.
Perjalanan dengan perahu, menuju Gili Trawangan, btw, itu wanita kerudung biru saya endak kenal.

Tetapi, untuk bisa ke Gili Trawangan, kita harus naik kapal/perahu transportasi dengan biaya Rp. 19.000,- per-anak dari pelabuhan dengan waktu kurang lebih 40 menit. Meskipun cuaca kurang bersahabat, kami tetap melanjutkan perjalanan. Sesampai disana, kami langsung diserbu dengan pemandangan kontras. Pada waktu itu kami sampai saat adzan dhuhur berkumandang, di Gili Trawangan ada Masjid (ternyata). kiri kanan bule-bule seksi banget, bir dimana-mana, musik sex dimana-mana, penginapan yang freesex, tetapi ternyata ada masjid yang dengan tegas mengumandangkan adzan.

Disini, saya sebagai seorang muslim seperti melihat ada sekat khusus yang kasat mata ketika masuk ke lingkungan masjid dan sebelum masuk ke lingkungan masjid. Alhamdulillah, ternyata masih ada bapak-bapak dan anak muda yang istiqomah dengan ajaran islam, mungkin orang-orang ini yang selalu berdzikir meminta perlindungan dan ampunan terhadap pulau kecil ini.

Banyak tawaran wisata yang ditawarkan di Gili ini, selain pantai putih yang gratis, tapi ada beberapa paket wisata berbayar, seperti snorkling dan diving. bedanya, snorkling itu hanya melihat pemandangan bawah laut dari atas permukaan laut dengan pelampung, dan diving bisa langsung menyelam ke dalam laut. Menurut bapak-bapak yang menawarkan paket wisata, kalau mau diving itu harus sudah kursus menggunakan peralatan diving dulu, kalau belum, terpaksa main snorkling, memang sih kurang asyik, tapi, apa boleh buat, dari pada tidak sama sekali.

Paket Snorkling ini seharga Rp. 800.000,- dengan total 9 orang (2 lagi adalah temannya Ali). dengan peralatan snorkling lengkap dan perahu untuk melaju ke titik-titik snorkling yang sudah ditetapkan oleh bapak-bapak tadi. Itungannya sih lumayan murah, dibanding dengan apa yang bakal kami dapatkan nanti. well, mulai lah kami berangkat ke tengah laut antara Gili-gili tadi. bapak-bapak yang mengantar kami nunggu diatas kapal sedangkan kami turun dengan peralatan snorkling dan melihat secara langsung keindahan bawah lautnya, terumbu karangnya hidup ! ada ikan-ikan bego gak jelas muter-muter gitu dan…. luar biasa. Kemudian, saya bersyukur, terima kasih tuhan atas nikmat yang engkau berikan.

ikan-ikan bego lagi bego berjemaah, muter-muter gak jelas. hahaha.
ikan-ikan bego lagi bego berjemaah, muter-muter gak jelas. hahaha.

Cuaca semakin buruk, bapak-bapaknya minta untuk segera naik dan kembali ke pantai atau Gili Trawangan. ada yang setuju karena memang sudah lelah berenang-berenang gak jelas, dan ada yang tidak setuju karena masih mau lihat-lihat lagi, tapi, cuaca tidak memperkenankan kami untuk lanjutkan, ya sudah, ayoo balik..

yaah.. cuaca buruk, padahal maih mau main sama ikan-ikan bego.
yaah.. cuaca buruk, padahal maih mau main sama ikan-ikan bego.

kami balik ke pelabuhan, dan untuk balik, kami kena biaya sekitar Rp. 15.000,- perjalanan yang sama dengan perahu transportasi sebelumnya, muka lelah, dan hujan semakin deras, di tengah laut dibersamai dengan hujan deras dan gelombang. well, setelah sampai, kami balik ke rumah Ali lagi, perjalanan yang luar dari biasanya..

Ketemu Teman SMA
Belum lengkap rasanya, kalau belum ketemu teman-teman SMA saya yang lagi kuliah di Lombok. Saya baru sampai sepulang dari Gili Trawangan tidak menyangka sampai rumah Ali sekitar jam setengah 8 malam, padahal sudah ada janji sekitar pukul 8 malam, awalnya mau membatalkan pertemuan, tetapi, terlanjur janji membuat semuanya menjadi mungkin walaupun ada sedikit keterlambatan, janji jam 8 bisa bertemu mereka jam 10an. well, tidak apa-apa, daripada tidak sama sekali.

Saya tidak tahu tempat pertemuan itu yang katanya di rumahnya C’Anis (salah satu teman saya), otomatis saya minta bantuan Ali untuk mengantarkan saya, tidak seperti yang saya bayangkan, perlu proses, supaya bisa segera ke rumah teman saya itu. Desas-desus tentang kejahatan malam di sekitar Lombok membuat mamanya Ali sedikit berat untuk mengizinkan, tetapi pada akhirnya Ali tetap mengantarkan saya, perasaan saya sudah tidak enak sih, tetapi.. janji tetaplah janji..

Selama perjalanan ke rumah teman tersebut, saya jadi paranoid, benar-benar paranoid, “li, bagaimana kalau omongan mamamu benar? kita jadi korban kejahatan disini?”, “Udah gak apa-apa santai saja fer”. saya diam, yaudah, postif thinking saja laah.. “makasih yah cuy”, “Oke, cuy, ntar kalau mau balik kabarin” “oke”. Percakapan saat sampai di rumah C’Anis.

Di Rumahnya C’Anis sudah ada teman-teman lainnya, ternyata endak seperti bayangan awal, yang hadir cuma beberapa atau lebih tepatnya empat orang. terjadilah perbincangan disitu, dari mulai gosip anak-anak SMA di sekolah saya yang sudah parah-parah, teman-teman yang sudah nikah, sampai obrolan mengenai mantan saya. jadi, saya merasa beruntung banget, karena saya jadi kaya akan informasi, jadi endak kudet kudet amat soal SMA dan teman-teman saya yang sudah dipinang lebih awal.

Beberapa teman SMA saya yang ikut ngumpul, ya, cuma segini dari banyak yang janji pada mau dateng. Ngobrol sambil makan rujak.
Beberapa teman SMA saya yang ikut ngumpul, ya, cuma segini dari banyak yang janji pada mau dateng. Ngobrol sambil makan rujak.

Malam semakin larut, pembicaraan mulai kemana mana, sampai pada topik tentang kerasnya kehidupan di Lombok bagi anak-anak kuliahan. Dari yang melakukan aborsi, kehilangan motor, sampai pemalakan. Cerita-cerita ini semakin intens, karena saya penasaran, sebab, sebelumnya mama Ali sudah memperingatkan tentang kehidupan di sini, sekarang saya punya pernyataan yang sama dari orang lain, lebih dari empat orang berarti ini valid. Saya langsung kontak Ali untuk segera jemput.

Saat itu, masih ada teman cewek saya yang rumahnya jauh, saya bilang dia harus segera pulang ! pulang sana !! tapi katanya belum mau pulang sebelum saya pulang, hadeh, ya sudah, sasarannya Ali yang saya kontak kontak terus sampai dia bosan. cepat ! cepat ! cepaat ! sampailah Ali dan kami semua segera beres beres untuk pulang. Saya khawatir dengan teman cewek saya yang satu ini, tapi dia meyakinkan saya bahwa dia bisa pulang sendiri.

Selama perjalanan pulang, saya mikirin terus dia, takut enggak selamat, dicopet dipalak tuh kan mulai paranoid lagi, soalnya kalau dia gak selamat aturan yang sasaran malah saya, sampai tiba dimana saya mendapatkan LINE-nya kalau dia selamat. sip deh. bobok nyenyak malam ini.

Perjalanan ke Bandara yang Penuh Rintangan
Dua hari selanjutnya, Tiba waktunya saya pulang ke Dompu.. pada malam sebelumnya, rumah Ali dapat giliran listrik padam dan hujan cukup deras dengan angin kencang. otomatis, saya tidak bisa bersiap-siap secara maksimal pada malamnya, setelah saya tunggu-tunggu listrik tak kunjung mengalir sampai pukul 10 malam, dengan kondisi hape yang sudah mati, semua teman-teman saya pun merasakan hal yang sama. ya sudah, terpaksa saya tidur dan berusaha agar bisa bangun pukul tiga pagi dan listrik mengalir lagi, dan berharap hujan pun segera reda.

Syukur, ternyata saya bangun sesuai perkiraan, listrik sudah mengalir dan hujan sudah reda. Barulah saya mulai beres beres mandi dan lain sebagainya. saya harus berada di bandara pukul 6 pagi dan saya sudah siap pukul 4 pagi. Ali sebagai tuan rumah menawarkan dirinya untuk mengantar saya ke bandara, saya pikir, bandara itu dekat dari rumah Ali.

Saat pukul kurang lebih 4 : 50 an tiba-tiba hujan deras turun, deras, sangat deras ! bandara yang awalnya saya kira dekat karena Ali dengan enteng bilang, “dekat kok” ternyata jauh !, kadang paranoid itu perlu. Ali merasa bertanggung jawab karena sudah janji untuk mengantar saya menggunakan sepeda motor ke Bandara. mau tidak mau, saya dan Ali harus berangkat.

Mama dan papa Ali menyiapkan segalanya, mulai dari jas hujan dan plastik untuk tas saya, kemudian mamanya Ali memberikan saya oleh-oleh (Makasih mamanya Ali), sekalian saya pamit kepada mereka dan teman-teman. berangkatlah kami, hujan belum juga reda, hujan terus deras, sederas derasnya selama perjalanan kami, Ali, pasti dia merasa kedinginan, jas hujan tidak mempan menahan derasnya air hujan, apalagi rasa kedinginan. ya sudah apa mau dikata, laju motor tetap konstan, jalanan sepi, sesekali ada mobil lewat, membunyikan klaksonnya ke kami yang tidak sadar ternyata posisinya lagi ditengah jalan. dingiin…

Kondisi cuaca di bandara, sempat ditunda penerbangannya karena cuaca buruk, tapi Alhamdulillah, selamat sampai tujuan kala itu, cuaca Lombok lagi buruk memang akhir-akhir itu.
Kondisi cuaca di bandara, sempat ditunda penerbangannya karena cuaca buruk, tapi Alhamdulillah, selamat sampai tujuan kala itu, cuaca Lombok lagi buruk memang akhir-akhir itu.

Alhamdulillah, meskipun hujan tetap deras, kami sampai juga di bandara tepat waktu, tepat sejam perjalanan, hayolah.. itu jauh cuy. terima kasih banyak Ali, saya pun berangkat masuk, cek in, dan duduk di ruang tunggu. hufft.. akhirnya.. kampung halamanku, Dompu.. Terima kasih mamanya Ali, Terima Kasih Papanya Ali, Terima kasih keluarganya Ali, Terima kasih Ali, terima kasih teman-teman, dan terima kasih Lombok.*

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.