Stories From The Sky (Part 3/3)

Stories From Strangers

Dulu, saya lupa tahun dan tanggalnya, waktu itu saya berada di pesawat dari Dompu ke Bali. Saya duduk berdampingan dengan warga negara asing. Kenapa saya tahu warga negara asing? Ah, tau sendiri lah. Dia adalah bule berkulit putih, berambut pirang dan memakai kaos sedang memegang atau membaca buku yang saya lupa judul bukunya apa. Kemudian, dengan keberanian dan motivasi untuk belajar bahasa inggris saya bercakap cakap dengan orang ini. Sampai saat ini saya masih ingat nama dan asalnya.

Oke, bule ini namanya adalah Douglas dia dari Afrika Selatan, sejenak saya tidak habis pikir karena dia berkulit putih namun asalnya dari Afrika Selatan, sejak saat itu saya buyarkan seluruh pikiran bahwa orang-orang Afrika itu kulitnya hitam-hitam semua, sama seperti pemikiran awal saya tentang NTT. Kemudian dia hanya lah orang baru yang benar-benar datang untuk surfing di Pantai Lakey, pendapatnya tentang Lakey, dia senang sekali ke sana, dan saya ceritakan tentang Gunung Tambora, dia terkesan biasa saja karena memang dia tidak suka naik gunung.

Douglas memang kurang bagus menanggapi setiap pertanyaan saya, dia terkesan pasif dan menjawab seolah-olah ingin mengakhiri percakapan, saya berpikir untuk segera saja mengakhiri percakapan, oke hanya begitulah percakapan saya dengan Douglas.

Selanjutnya, waktu saya berangkat dari Bali ke Jogja, saya bertemu sepasang suami istri yang baru pulang dari Australia menjenguk anaknya yang kerja disana. Mereka menceritakan bahwa anaknya cerdas bisa lulus S1 Teknik Komputer AMIKOM Jogja selama 3,5 tahun sekarang diterima kerja di Australia. Ah, kemudian saya berpikir bahwa hanya inilah yang diharapkan orang tua, membanggakan anaknya ke orang lain dan dunia. Dari situ, detik itu juga, muncul motivasi saya untuk menjadi anak yang bisa dibanggakan oleh orang tua, agar ketika orang tua saya naik pesawat dan ketemu stranger bisa melakukan hal yang sama dengan orang tua yang baru pulang dari Australia tersebut ke saya saat itu. Mom, keep prayin’ for me insya Allah I’ll become the good one.

Nah, cerita ini mungkin yang terakhir yah, soalnya ini percakapan paling berkesan saya selama di atas pesawat. Waktu itu perjalanan saya dari Dompu ke Bali. Nah, saya duduk berdampingan dengan orang asing lagi. Orang asing yang ramah.

551d93d2b3bb9e3c55853fdc-couple-plane-conversation
sumber : sarcasmsociety.com

Saya duduk bersama dia, kemudian saya mencoba mulai percakapan, sebelumnya saya tanya apakah dia bisa bahasa Indonesia? Ternyata dia tidak bisa. Fix, oke saya bisa mempraktekkan bahasa inggris saya yang pas-pasan. Saya bercakap dengan dia, anehnya, saya malah belajar bahasa inggris, dalam arti, dia memperbaiki ucapan saya dan maksud saya. Sehingga, membuat saya teriak AAAHHH !! that’s what I mean !! . Selama satu jam perjalanan dari Dompu ke Bali, saya hampir tidak pernah putus bercakap dengan dia. Perbincangan selama satu jam dengan orang asing (native) sangat asyik saya rasakan.

Dia menceritakan segalanya. Namanya adalah Michelle asalnya dari Australia Selatan dia bekerja sebagai Tukang Cat datang ke Dompu untuk berlibur menikmati Pantainya, dia berlibur ke Dompu karena anak-anak dan istrinya sedang berada di Jerman, dia berpikir dari pada sendirian, memikirkan anak dan istri di rumah, dia memilih untuk berlibur ke Dompu.

Istrinya bernama Natali bekerja sebagai seorang guru untuk siswa berkebutuhan khusus, istrinya orang jerman ketemu di Bali 15 tahun yang lalu. Dia sekarang di karuniai dua orang anak namanya Jacob & Mila yang masih Sekolah Dasar. Kenapa namanya Jacob karena itu adalah nama yang diberikan istrinya sesuai dengan budaya Christ di Jerman. Mila adalah nama tempat mereka berkencan di Belanda. Jacob adalah seorang laki laki yang pandai berenang sedangkan Mila adalah seorang perempuan yang senang bermusik. Kemudian, dia dengan senang hati menunjukan foto-foto & Video anak dan istrinya melalui Iphonenya ke hadapan saya . Wow, what a happy family I said

Yeah, semua informasi itu saya dapatkan tanpa saya tanya, dia ceritakan semua, dan saya juga dengan senang hati menceritakan segala hal tentang saya termasuk kenyataan bahwa saya anak kedua, kenapa nama kakak saya Fuad Adi Pradana, Kenapa nama saya Andi Ferry Rahman dan kenapa nama adik saya Abudzar Al-Gifari. saya juga menceritakan semua.

Kemudian lanjut pada bagian dimana perbincangan kami kearah yang lebih kebapak-bapak-an, si Michelle ini, dia curhat bahwa dia sangat menyayangi istri dan kedua anaknya, dia rela melakukan apapun untuk mereka. Bagi dia, Pendidikan untuk anak-anaknya adalah yang utama dan terutama, dia juga mengatakan bahwa saya harus bersyukur karena orang tua yang berkecukupan untuk membiayai saya sampai kuliah. Dan masih banyak lagi cerita saya dengan Michelle itu, bayangkan saja kami berbincang tanpa henti selama satu jam. Haha.

Mungkin itu saja cerita dari atas langit, ah, saya lupa, satu lagi, saya benar-benar tidak berani berbincang dengan wanita muda stranger disamping saya, saya takut dikira yang macam-macam, sampai saat ini saya belum berani.

Finish

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.